Yogyakarta, 22 Maret 2025– Belajar Bareng Kastrat (BEBEK) 1 dengan tema “Sinergi Veteriner dan Teknologi: Mewujudkan Sistem Produksi Ternak Berkelanjutan Melalui Pendekatan One Health” telah berhasil dilaksanakan. Kegiatan rutin PC IMAKAHI UGM, di bawah departemen Kajian Strategis, berkolaborasi dengan HSTP FKH UGM menyinergikan ilmu teknologi digital dan veteriner menuju produksi ternak berkelanjutan.

Pada webinar BEBEK 1, peserta mengikuti serangkaian kegiatan interaktif yang mencakup pemaparan materi tentang pentingnya mendeteksi dini penyakit zoonosis dengan memanfaatkan teknologi biokimia serta digital, sesi tanya jawab, diskusi kelompok, serta presentasi hasil diskusi. Acara dibuka dengan sambutan dari perwakilan PC IMAKAHI UGM dan HSTP FKH UGM, kemudian dilanjutkan dengan presentasi utama berjudul Teknik-teknik Molekuler untuk Diagnosa Penyakit yang disampaikan oleh Prof. Dr. drh. Aris Haryanto, M.Si. Dalam presentasinya, Prof. Aris menjelaskan bahwa teknik-teknik molekuler dapat dimanfaatkan sebagai metode diagnostik penyakit, dengan fokus pada penerapan PCR, qPCR, TMA, NASBA, dan LAMP. Beliau memaparkan keunggulan teknik molekuler yang mampu memberikan diagnosis lebih cepat, sensitif, dan spesifik dibandingkan metode konvensional. Penjelasan Prof. Aris juga mencakup komponen utama PCR serta langkah-langkah prosesnya, termasuk penggunaan primer, Taq polymerase, dan gel electrophoresis untuk analisis produk amplifikasi. Berbagai jenis teknik amplifikasi, seperti amplifikasi target berbasis enzim dan sinyal, diuraikan secara komprehensif untuk mendeteksi patogen dengan akurasi tinggi. Seminar ini menegaskan bahwa penerapan metode molekuler merupakan terobosan penting dalam diagnostik penyakit, mendukung deteksi dini dan penanganan penyakit secara efisien.

Setelah Prof. Dr. drh. Aris Haryanto, M.Si. menyampaikan materi, rangkaian kegiatan berlanjut dengan sesi tanya jawab yang langsung dijawab oleh Prof. Aris. Selanjutnya, peserta dibagi ke dalam enam kelompok untuk melakukan diskusi selama 20 menit, di mana tiap kelompok membahas suatu studi kasus dan menentukan tindakan veteriner serta implementasi bioteknologi yang tepat. Masing-masing kelompok kemudian mempresentasikan hasil diskusi selama 3–4 menit dan ditanggapi Prof. Aris. Setelah sesi diskusi kelompok selesai, acara ditutup dengan sesi dokumentasi bersama.

Sesi dokumentasi bersama (Cr. Alwan Shalih Isya’ Febriansyah)

Kegiatan BEBEK 1 selaras dengan beberapa poin Sustainable Development Goals (SDGs) yang berfokus pada peningkatan kesehatan, inovasi teknologi, serta kolaborasi antarpemangku kepentingan.

Pertama, SDG 3: Good Health and Well-being (Kesehatan dan Kesejahteraan) sangat relevan dalam kegiatan ini karena menekankan pentingnya deteksi dini dan pencegahan penyakit zoonosis yang dapat berdampak pada kesehatan hewan dan manusia. Dengan memahami bagaimana teknologi molekuler dapat digunakan untuk mendiagnosis penyakit dengan lebih cepat dan akurat, kegiatan ini berkontribusi pada peningkatan standar kesehatan hewan serta menekan risiko penyebaran penyakit ke manusia.

SDGs 3

Kedua, SDG 9: Industry, Innovation, and Infrastructure (Industri, Inovasi, dan Infrastruktur) juga menjadi bagian penting, mengingat peran teknologi seperti PCR, qPCR, dan metode diagnostik lainnya dalam meningkatkan efisiensi dan akurasi deteksi penyakit. Perkembangan teknologi molekuler dalam dunia veteriner tidak hanya mendukung riset dan inovasi, tetapi juga mendorong modernisasi dalam sistem kesehatan hewan, yang pada akhirnya berkontribusi pada keberlanjutan industri peternakan.

SDGs 9

Terakhir, SDG 17: Partnerships for the Goals (Kemitraan untuk Mencapai Tujuan) tercermin dalam kolaborasi antara akademisi, praktisi, dan mahasiswa dalam kegiatan ini. Melalui diskusi kelompok dan interaksi langsung dengan pakar, peserta dapat memperdalam pemahaman mereka dan membangun jejaring profesional yang dapat membantu implementasi ilmu pengetahuan di lapangan. Sinergi antara berbagai pihak ini menjadi kunci dalam menciptakan solusi yang inovatif dan berkelanjutan dalam pengendalian penyakit zoonosis.

SDGs 17

Dengan mengintegrasikan aspek kesehatan, inovasi teknologi, dan kemitraan, BEBEK 1 tidak hanya menjadi wadah pembelajaran, tetapi juga berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan secara lebih luas. Harapannya, sesama PC IMAKAHI UGM dan anggota HSTP FKH UGM dapat meningkat pengetahuannya akan potensi teknologi dalam mendeteksi dini penyakit hewan ternak, tumbuh sikap proaktif, kritis, dan analitis dalam menghadapi masalah, dan sadar akan pentingnya deteksi dini penyakit hewan ternak.

 

Penulis: Ezra Nayaka Ramadhana 

Narahubung Ketua Pelaksana: Ezra Nayaka Ramadhana (087773281955)

 

#GemaSamarthya

#VivaVeteriner


0 Komentar

Tinggalkan Balasan

Avatar placeholder

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.